H. Muhajar Koto, Pengabdian Tanpa Batas, Menyelamatkan Nyawa dengan Hati

Pecinta Musik, dan Penggerak Olahraga di Sumut

banner 120x600

Medan | Timelinenewsidn.com – Di balik setiap keberhasilan operasi bedah, ada sosok yang bekerja dalam senyap, memastikan pasien tetap aman dan stabil. Salah satu figur luar biasa dalam dunia anestesi di Medan adalah H. Muhajar Koto, BScAn, SKM, MKM. Selama 54 tahun (1971–2025), ia telah mengabdikan hidupnya sebagai penata anestesi, menjadi saksi sekaligus bagian dari perjalanan tiga generasi ahli bedah ternama di Medan.

Kini, di usia 75 tahun, kiprahnya tak hanya di dunia medis, tetapi juga di bidang musik dan olahraga, menjadikannya figur inspiratif di Sumatera Utara.

Mengawal Tiga Generasi Ahli Bedah. 

Perjalanan karier H. Muhajar Koto dimulai pada tahun 1977, ketika ia bertugas sebagai penata anestesi dalam operasi yang ditangani oleh Mayjen TNI Purn. dr. R. M. Haryono, seorang ahli bedah ternama di RS Herna Medan.

Pada era 1990-an, ia kembali bekerja dalam operasi yang dipimpin oleh dr. Harry Soejatmiko, SpB, seorang spesialis bedah jantung yang tak lain adalah putra dari dr. Haryono. Hubungan profesional ini terus berlanjut hingga tahun 2014, ketika ia menangani anestesi dalam operasi dr. Prasojo Soejatmiko, SpBO, seorang spesialis bedah tulang yang merupakan anak dari dr. Harry dan cucu dari dr. Haryono.

Dedikasi luar biasa ini menjadikan H. Muhajar Koto bagian dari sejarah tiga generasi dokter bedah dalam satu keluarga—sebuah pencapaian langka yang membuktikan keahliannya dalam dunia anestesi.

Dedikasi Kemanusiaan di Masa Pandemi. 

Di luar tugas profesionalnya, H. Muhajar Koto juga dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Salah satu momen paling berkesan terjadi di awal pandemi Covid-19, ketika ia terjun langsung untuk menjemput bayi kembar penderita bibir sumbing yang akan menjalani operasi oleh Tim BKB.

Tanpa ragu, ia pergi ke Kelurahan Pekan Labuhan, tepat di depan Masjid Al Osmani, untuk memastikan bayi tersebut bisa mendapatkan perawatan terbaik di RS Khusus Bedah Accuplas Medan. Aksi ini menunjukkan bahwa baginya, menjadi tenaga medis bukan hanya profesi, tetapi juga misi kemanusiaan.

Tak Hanya di Dunia Medis, Juga Pecinta Musik dan Olahraga. 

Selain berkiprah di dunia kesehatan, H. Muhajar Koto adalah sosok yang aktif di dunia seni dan olahraga. Ia merupakan pendiri NOVEL (Nostalgia Lovers Club) Sumut pada 2017, sebuah komunitas musik nostalgia yang menjadi wadah bagi para pecinta lagu-lagu kenangan.

Tak hanya itu, ia juga menjadi pengurus KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) Sumut, membuktikan bahwa semangatnya dalam membangun masyarakat sehat dan aktif tidak hanya terbatas di dunia medis.

Tetap Mengabdi di Usia Senja. 

Meskipun kini tak lagi aktif di ruang operasi, H. Muhajar Koto tetap berkontribusi sebagai Dewan Pertimbangan di DPP Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) Jakarta.

 

> “Menjadi penata anestesi bukan sekadar pekerjaan, tetapi pengabdian. Selama lebih dari 50 tahun, saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari perjalanan tiga generasi dokter bedah, melihat mereka berkembang, dan turut andil dalam menyelamatkan banyak nyawa,” ujar H. Muhajar Koto.

Dengan segala pencapaiannya, nama H. Muhajar Koto akan selalu dikenang sebagai legenda dalam dunia anestesi, pelopor komunitas musik nostalgia, dan penggerak olahraga di Sumatera Utara. Ia bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga bagian dari perjalanan panjang kemajuan medis dan sosial di Indonesia.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *