DAERAH  

Rumah Kades Parbuluan VI Dairi Dirusak Massa, Kapolda Sumut Diminta Bertindak Tegas

TIME LINE NEWS IDN

banner 120x600
Foto : Rumah Kades Parbuluan VI Dairi Dirusak Massa, Kapolda Sumut Diminta Bertindak Tegas.(Ist)

Dairi | TIME LINE NEWS IDN — Situasi di Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, kembali memanas. Rumah Kepala Desa (Kades) Parbuluan VI, Parasian Nadeak (70), dirusak massa pada Minggu malam (10/11/2025). Akibat peristiwa tersebut, keluarga Kades termasuk anak-anaknya terpaksa mengungsi ke Polres Dairi untuk menghindari kekerasan lebih lanjut. Selasa (12/11)

Berdasarkan pantauan di lokasi, massa berjumlah lebih dari 100 orang mendatangi rumah Kades. Pintu besi rumah dirusak dan jendela dilempari hingga pecah. Setelah itu, massa masuk ke dalam rumah dan melakukan pengrusakan sambil mencari keberadaan Parasian.

“Kami trauma. Mereka datang berteriak-teriak memanggil nama saya, ‘Mana kau Parasian? Turun kau Parasian!’,” ujar Parasian dengan suara bergetar saat ditemui di Polres Dairi.

Parasian menjelaskan, di antara massa tersebut terdapat oknum Kepala Dusun berinisial SS dan istrinya NM. Saat kejadian, istrinya, Ruslan boru Sagala (62), sempat berdebat dengan sejumlah orang sebelum situasi berubah menjadi kacau.

Menurut Parasian, aksi kekerasan dan intimidasi ini bukan yang pertama kali terjadi. Sejak September 2025, sudah empat kali penyerangan dan pembakaran terjadi, termasuk pembakaran barak dan aset milik PT Gruti, perusahaan yang tengah berkonflik dengan sekelompok warga.

“Barak dan aset PT Gruti dibakar, sepeda motor saya juga dibakar minggu lalu. Tapi tidak ada satu pun pelaku yang ditangkap. Kalau saja polisi cepat bertindak, mungkin aksi brutal ini tidak akan terulang,” tegas Parasian.

Ia menilai, penanganan hukum oleh Kapolres Dairi AKBP Otniel Siahaan terkesan lamban. Parasian juga meminta Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi untuk turun tangan langsung menindak pelaku perusakan agar situasi di Dairi tidak semakin memanas.

Selain rumah Kades, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Mardipan Hutagalung juga dikabarkan menjadi korban intimidasi. Ia dijemput paksa dari ladang dan dibawa ke sebuah posko untuk dipaksa menandatangani surat penolakan terhadap PT Gruti.

“Warga, keluarga, dan anak-anak kini takut pulang ke desa. Mereka khawatir keselamatannya karena para pelaku belum juga ditangkap,” pungkas Parasian dengan nada kecewa.

Peristiwa ini menambah panjang daftar konflik antara sebagian warga Parbuluan dengan pihak PT Gruti yang belakangan memicu keresahan sosial di wilayah Dairi. Masyarakat kini menunggu langkah tegas aparat kepolisian demi menjaga ketertiban dan rasa aman di tengah masyarakat.(Red/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *