Budaya Nongkrong Sambil Berbisnis, Gaya Baru Pelaku Usaha di Era Digital

Kabar Bisnis

banner 120x600
M. Rizky Dalimunte, S.E., dan Agus Syahputra,S.Hi diskusi berjalan aktif seputar prospek industri cellular dan dinamika perdagangan digital masa depan.(Foto :Ist/AS/Timelinenewsidn/dokpri)

Medan | Timelinenewsidn.com,-Dalam era transformasi digital yang semakin pesat, budaya nongkrong di kafe atau tempat nyaman kini mengalami pergeseran fungsi. Bukan lagi sekadar tempat bersantai, melainkan menjadi ruang strategis bagi para pelaku usaha muda untuk melakukan business networking, brainstorming ide, hingga merancang business model baru. Fenomena ini tampak jelas di salah satu pusat kuliner populer, Shaburi & Kintan Buffet Medan, pada Sabtu malam (26/4/2025).

Sejumlah entrepreneur muda, pelaku perdagangan ritel, reseller digital, hingga owner startup lokal berkumpul dalam sebuah forum santai namun sarat makna. Dipandu oleh Ketua Komunitas Cellular Indonesia Medan, M. Rizky Dalimunte, S.E., diskusi berjalan aktif seputar prospek industri cellular dan dinamika perdagangan digital masa depan.

“Di tengah volatilitas pasar saat ini, mindset seorang pelaku bisnis harus adaptif. Kita harus agile dalam membaca peluang, melakukan market analysis, dan mampu pivot bisnis model sesuai kebutuhan pasar,” ungkap M. Rizky Dalimunte dalam sesi bincang tersebut.

Menurut Rizky, tren bisnis berbasis komunitas dan sharing economy menjadi peluang emas, terutama di sektor perdagangan digital. Pelaku usaha yang sebelumnya berfokus pada outlet konvensional kini mulai melirik konsep omnichannel, menggabungkan kekuatan platform offline dan online untuk memperluas market reach.

Acara ini juga membuka wacana tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari distributor, agen pulsa, hingga merchant e-commerce. Diskusi mengarah pada peluang strategic partnership, joint venture skala kecil, serta eksplorasi model bisnis B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) berbasis digitalisasi.

Sementara itu, Agus Syahputra, S.Hi, seorang entrepreneur muda sekaligus pelaku bisnis multisegmen, menegaskan pentingnya membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan. “Bagi kami, komunitas seperti ini adalah incubation hub. Tempat untuk bertukar ide, mengembangkan business intelligence, serta mencari akses baru untuk scaling up usaha,” katanya.

Agus juga menyoroti pentingnya menjaga business trust di tengah persaingan yang semakin ketat. “Brand loyalty dan customer engagement kini menjadi kunci. Para pelaku usaha harus mampu membangun customer journey yang memuaskan agar bisnis bisa sustain dalam jangka panjang,” tambahnya.

Budaya nongkrong sambil berbisnis ini bukan sekadar gaya hidup baru, melainkan refleksi dari semangat kolaborasi, inovasi, dan adaptasi di tengah era perubahan. Para pelaku usaha berharap dengan sinergi ini, iklim perdagangan di Indonesia akan semakin tumbuh, menguatkan peran UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.(AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *