DAERAH  

Dari Sampah Jadi Berkah, Kulit Pisang Epe Disulap Jadi Kompos di Kelurahan Baru

KABAR MAKASSAR

banner 120x600
Foo : Kulit-kulit yang biasanya berserakan di sekitar pedagang kini dikumpulkan rapi dalam wadah khusus. Rabu (3/9/2025) (TIME LINE NEWS IDN.com)

TIME LINE NEWS IDN.com | Makassar,– Sore itu, tumpukan kulit pisang epe di kawasan Pantai Losari tidak lagi berakhir di tempat sampah. Kulit-kulit yang biasanya berserakan di sekitar pedagang kini dikumpulkan rapi dalam wadah khusus. Rabu (3/9/2025)

Dari sinilah kisah sederhana tapi berarti dimulai, ketika sampah yang kerap dianggap tak berguna justru berubah menjadi sumber penghasilan baru bagi warga Kelurahan Baru.

“Dulu tiap malam saya pusing lihat kulit pisang numpuk, apalagi kalau ramai pembeli. Sekarang alhamdulillah, kulit itu langsung diambil untuk dijadikan kompos. Jadi tidak bau, dan ternyata bisa bermanfaat,” tutur Rahma, salah satu pedagang pisang epe di Losari.

Inisiatif ini digagas oleh Lurah Baru, Fajar. Ia tidak sekadar menunggu program dari atas, tapi terjun langsung ke lapangan. Bersama UPTD Anjungan Pantai Losari, ia menggerakkan warga agar mau melihat peluang di balik limbah yang sehari-hari mereka jumpai.

“Awalnya banyak yang heran, masa kulit pisang bisa jadi uang? Tapi begitu lihat hasilnya, sekarang warga semangat kumpul kulit pisang,” ujar Fajar dengan senyum bangga.

Kepala UPTD Anjungan Pantai Losari turut menyediakan wadah penampungan dan peralatan sederhana untuk pengolahan. Kompos yang dihasilkan kemudian dijual kembali, sebagian dipakai warga untuk bercocok tanam. Hasil penjualan memang tidak langsung besar, tapi cukup menambah pemasukan rumah tangga.

Program ini mendapat sambutan positif dari Wali Kota Makassar. Dukungan tersebut semakin memotivasi warga bahwa langkah kecil mereka bisa menjadi contoh pengelolaan sampah kreatif bagi wilayah lain.

Bagi warga Kelurahan Baru, program ini bukan sekadar soal ekonomi. Ada rasa kebersamaan yang tumbuh karena mereka sama-sama menjaga lingkungan sekaligus mendapat manfaat.

“Sekarang kalau lihat kulit pisang, bukan lagi sampah, tapi rezeki,” kata Amir, salah satu warga yang ikut mengolah kompos.

Dari tangan-tangan sederhana, kulit pisang yang tadinya hanya mengotori jalan kini berubah menjadi berkah.

Kisah di Kelurahan Baru ini membuktikan, inovasi kecil bisa membawa perubahan besar bagi masyarakat.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *