Foto: Depo Kontainer Milik PT PIL di Belawan/Timelinenewsidn/Ist/BH)
Belawan | Timelinenewsidn.com,-Depo kontainer yang berada di wilayah kerja PT Prima Indonesia Logistik (PIL)—anak perusahaan dari PT Pelindo (Persero)—menuai sorotan tajam dari para pelaku usaha logistik. Kondisi fisik depo yang menjadi fasilitas vital dalam rantai distribusi pelabuhan tersebut dinilai memprihatinkan: jalan berlubang, lahan bergelombang, hingga genangan air yang tak kunjung ditangani akibat buruknya sistem drainase. Senin (16/6/2025)
PT PIL, yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dan logistik, merupakan pengelola resmi lahan depo kontainer milik PT Pelindo di Pelabuhan Belawan. Namun, alih-alih menunjukkan kualitas pengelolaan profesional, fasilitas yang disewakan kepada mitra usaha justru terkesan dibiarkan rusak tanpa pemeliharaan berarti.
Para penyewa lahan seperti PT PJN, PT Intercon, PT BSA, PT SPIL, PT SLL, PT CTP, bahkan PT PIL sendiri sebagai penyedia, tetap diwajibkan membayar sewa sesuai kesepakatan yang ditetapkan oleh Pelindo. Namun, kewajiban tersebut tidak diimbangi dengan pemenuhan hak atas fasilitas yang layak dan mendukung kelancaran operasional bisnis.
“Kondisi lahan yang penuh lubang dan tergenang air sudah berlangsung lama. Tidak ada upaya serius dari PT PIL untuk memperbaiki, padahal depo kontainer ini menjadi nadi ekonomi pelabuhan,” ungkap salah satu pengusaha yang enggan disebutkan namanya.
Tidak adanya drainase yang memadai membuat air hujan menggenangi lokasi, menghambat aktivitas keluar-masuk kontainer, dan meningkatkan risiko kerusakan peralatan berat. Permukaan lahan yang tidak rata bahkan membahayakan kendaraan logistik yang lalu-lalang setiap hari.
Ironisnya, hingga berita ini diturunkan, General Manager PT PIL, Andi Lesmana, belum memberikan tanggapan. Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp juga tidak mendapat balasan.
Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan terbesar ketiga di Indonesia dan menjadi pintu gerbang utama perekonomian Sumatra Utara semestinya memiliki fasilitas pendukung yang memadai. Sayangnya, kondisi di lapangan justru mencoreng citra Pelindo sebagai BUMN yang seharusnya menjadi contoh dalam manajemen aset strategis nasional.
Keterlibatan banyak mitra bisnis dalam operasional depo seharusnya menjadi alasan kuat bagi PT PIL untuk serius dalam pemeliharaan infrastruktur. Jika dibiarkan, bukan hanya kredibilitas Pelindo yang dipertaruhkan, namun juga keberlanjutan investasi para pelaku usaha logistik yang menggantungkan kegiatan mereka pada kualitas fasilitas tersebut.(BH)