Figur Anestesi adalah H. Muhajar Koto, BScAn, SKM, MKM, seorang penata anestesi yang telah berkarier sejak 1971 – 2025 selama 54 tahun.(foto/Ist)
Medan | Timelinenewsidn.com,– Dibalik keberhasilan setiap operasi bedah, terdapat sosok yang bekerja dalam senyap, memastikan pasien berada dalam kondisi stabil dan aman selama prosedur berlangsung. Salah satu figur yang telah mengabdikan hidupnya dalam dunia anestesi adalah H. Muhajar Koto, BScAn, SKM, MKM, seorang penata anestesi yang telah berkarier sejak 1971 – 2025 selama 54 tahun, menjadi saksi sekaligus bagian dari perjalanan tiga generasi ahli bedah ternama di Medan. Selasa (17/3/2025)
Kini, di usianya yang 75 tahun, H. Mahujar Koto telah menorehkan sejarah panjang dalam dunia medis. Tak sekadar menyaksikan perkembangan teknologi dan metode anestesi, ia juga telah menjadi rekan kerja bagi tiga generasi dokter bedah dari satu keluarga—sebuah pencapaian yang nyaris tak tertandingi.

Mengawal Tiga Generasi Ahli Bedah, Perjalanan luar biasa ini dimulai pada tahun 1977, saat H. Mahujar Koto pertama kali menangani anestesi untuk pasien yang ditangani oleh Mayjen TNI Purn. dr. R. M. Haryono, seorang ahli bedah ternama di RS Herna Medan. Pada masa itu, tantangan dalam dunia medis begitu besar, dengan keterbatasan teknologi dan fasilitas yang mengharuskan tenaga medis bekerja dengan ketelitian tinggi dan keahlian mumpuni.

Seiring waktu, perjalanan kariernya terus berlanjut. Pada 1990-an, ia kembali menangani anestesi untuk pasien yang ditangani oleh dr. Harry Soejatmiko, SpB, seorang spesialis bedah jantung. Yang menarik, dr. Harry adalah putra dari dr. R. M. Haryono, yang sebelumnya pernah bekerja sama dengannya. Dari seorang dokter muda yang masih menjalani pendidikan spesialis (PPDS), hingga menjadi ahli bedah di RSU Deli, RSU Herna, dan RSU Materna Medan, H. M. Koto menjadi bagian dari perjalanannya sebagai dokter bedah.
Tak berhenti sampai di situ, di tahun 2014, ia kembali berhadapan dengan nama yang tak asing. Kali ini, ia menangani anestesi untuk pasien dari dr. Prasojo Soejatmiko, SpBO, seorang spesialis bedah tulang di RS Vina Estetica Medan. Dr. Prasojo adalah anak dari dr. Harry Soejatmiko dan cucu dari dr. R. M. Haryono, melengkapi perjalanan H. Mahujar Koto dalam tiga generasi ahli bedah dalam satu keluarga.

Dedikasi Seumur Hidup untuk Dunia Medis, Dalam rentang waktu lebih dari empat dekade, H. Mahujar Koto tidak hanya menjadi saksi perkembangan dunia medis, tetapi juga menjadi bagian penting dalam sejarah bedah di Medan. Keahliannya dalam anestesi menjadi penentu keberhasilan berbagai operasi, memastikan pasien tetap dalam kondisi aman selama prosedur berlangsung.

Tak hanya itu, dedikasinya juga menjadi inspirasi bagi banyak tenaga medis muda yang bercita-cita menekuni bidang anestesi. Keuletan, ketelitian, serta kepiawaiannya dalam menghadapi berbagai situasi darurat menjadikannya panutan di dunia kesehatan.
Di luar profesinya, H. M. Koto adalah sosok keluarga yang hangat. Dengan 4 orang anak dan 11 cucu, ia tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan bersahaja. Meski telah memasuki usia senja, nama dan jasanya akan terus dikenang sebagai salah satu penata anestesi terbaik yang pernah dimiliki Medan.
Dengan demikian, Menjadi penata anestesi bukan sekadar pekerjaan, tetapi pengabdian. Selama 45 tahun, saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari perjalanan tiga generasi dokter bedah, melihat mereka berkembang, dan turut andil dalam menyelamatkan banyak nyawa,” ujar H. M. Koto.
Dedikasi dan ketekunannya dalam dunia medis telah menjadikannya legenda yang tak tergantikan. Kisahnya menjadi bukti bahwa peran tenaga medis, meskipun sering berada di balik layar, memiliki kontribusi besar dalam keberhasilan dunia kedokteran.
H. M. Koto bukan sekadar seorang penata anestesi, tetapi juga saksi sejarah dalam perkembangan dunia bedah di Medan kudusnya, seorang legenda yang akan selalu dikenang.(Red)