Foto : Keluarga Korban Penikaman di BTP Makassar Bantah Pernyataan Kapolsek Tamalanrea,(Ist)
Makassar | TIME LINE NEWS IDN.com,— Keluarga korban penikaman di kawasan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Kota Makassar, melalui Praktisi hukum Drs. Budiman, membantah pernyataan Kapolsek Tamalanrea Kompol Yusuf yang sebelumnya menyebut korban dan pelaku memiliki hubungan keluarga, yakni paman dan keponakan.
Budiman menegaskan bahwa korban bernama Angga Malik (30) dan pelaku berinisial R sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga.
“Pernyataan Kapolsek Tamalanrea yang disampaikan di Media itu tidak benar. Korban dan pelaku bukan keluarga,” tegas Budiman saat mengadakan konferensi pers di warkop jalan tarakang kota makassar Rabu (12/11/2025).
Bantah Motif Ejekan dan Isu “Mengintip”
Drs. Budiman juga membantah keterangan pelaku yang menyebut aksi penikaman terjadi karena korban mengejek atau mengintip pelaku saat berhubungan dengan istrinya.
“Itu tidak masuk akal. Korban dikenal pendiam dan jarang berbicara. Rumah korban juga tidak memiliki celah atau lubang yang memungkinkan seseorang mengintip, karena terbuat dari batu dan beton,” jelas Budiman.
Menurutnya, tudingan tersebut adalah alasan yang direkayasa oleh pelaku untuk meringankan perbuatannya.
Dugaan Pembunuhan Berencana
Budiman mengungkapkan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, pelaku sempat berpura-pura hendak buang air besar, namun justru memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil sebilah badik. Saat korban lengah, pelaku langsung menikam berulang kali dari arah belakang.
“Ada indikasi kuat unsur pembunuhan berencana, karena pelaku menunggu waktu yang tepat ketika korban tidak waspada,” tegas Budiman.
Hasil visum dari pihak rumah sakit menunjukkan korban mengalami 12 luka tusukan dan sobekan akibat senjata tajam jenis badik. Luka-luka tersebut tersebar di bagian punggung, dada, dan wajah korban.
Korban Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
Budiman juga meluruskan informasi yang beredar bahwa korban meninggal di tempat. Menurutnya, korban masih sempat dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, namun meninggal dunia saat mendapat perawatan medis.
Aparat Dinilai Lambat Memberikan Pertolongan
Keluarga korban mengaku kecewa terhadap aparat yang dinilai terlambat memberikan pertolongan.
“Korban sempat terkapar hampir satu jam tanpa pertolongan. Padahal, pelaku langsung menyerahkan diri ke kantor polisi setelah kejadian, bahkan sempat dikejar warga,” ungkap Budiman.
Ia juga menepis informasi bahwa pelaku ditangkap sehari setelah kejadian. “Faktanya, pelaku langsung menyerahkan diri hari itu juga usai menikam korban,” tambahnya.
Minta Polisi Usut Jejak Kekerasan Pelaku
Selain itu, pihak keluarga melalui kuasa hukumnya meminta aparat kepolisian menelusuri rekam jejak pelaku, karena berdasarkan informasi yang diterima keluarga, pelaku pernah melakukan tindakan serupa beberapa tahun lalu terhadap orang lain.
“Kami berharap polisi mengusut tuntas dan menegakkan keadilan. Jangan sampai kasus ini ditutup dengan alasan yang tidak benar,” pungkas Budiman.
Kasus penikaman yang terjadi pada 3 November 2025 sekitar pukul 10.00 WITA di area pengerukan pasir, Perumnas BTP, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Peristiwa tragis ini terus menjadi sorotan publik, terutama terkait dugaan motif dan unsur perencanaan dalam tindak kekerasan yang menewaskan Angga Malik.(Red/Tim)














