Foto : KNCI Sumatera Utara Tempuh 21 Jam Perjalanan Darurat untuk Salurkan Bantuan Banjir dan Longsor di Sibolga–Tapteng.(Ist)
Sibolga | TIME LINE NEWS IDN,—Kepedulian tanpa henti kembali diperlihatkan Komunitas Niaga Cellular Indonesia (KNCI) Sumatera Utara. Setelah beberapa hari sebelumnya menyelesaikan misi kemanusiaan di Aceh Tamiang dan Kabupaten Langkat, KNCI Sumut kembali bergerak cepat membantu warga yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah. Kamis (11/12/2025)

Aksi ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Ini adalah respons langsung terhadap kondisi masyarakat yang kehilangan rumah, usaha, dan mata pencaharian akibat curah hujan ekstrem dan longsor yang memutus banyak akses jalan. KNCI memilih untuk hadir, menembus jalur alternatif yang penuh hambatan, demi memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan warga yang paling membutuhkan.

Dipimpin Ridwan Saragih: 25 Relawan, 8 Kendaraan, dan Semangat yang Tak Pernah Padam. Gerakan kemanusiaan ini dipimpin langsung oleh Ridwan Saragih, Ketua Koordinator sekaligus Penasehat KNCI Sumut. Ia didampingi barisan pengurus dan relawan inti, antara lain, Budi Gerald Sekjend KNCI Sumut, Yohanes Firdaus DPP KNCI Kota Medan, Parancis Sipangkar DPP KNCI Kota Binjai, Tim TKSCI Chapter 079 D’Meds (Komunitas Mobil Kijang Jantan Medan) melalui perwakilan Sekjen dan Humas Junaidi

Bersama mereka turut serta 25 relawan, terdiri dari pemilik outlet, komunitas niaga, hingga relawan sukarela yang ikut bergerak tanpa pamrih. Menyerahkan bantuan kepada DPC KNCI Sibolga Ivan.

Relawan berangkat menggunakan 8 kendaraan, 2 mobil kabin, 2 unit L300, 1 mobil pikap, 2 unit Toyota Innova, 1 unit Toyota Rush, Konvoi ini membawa beragam kebutuhan yang paling dibutuhkan masyarakat, mulai dari sembako, logistik cepat saji, hingga pakaian layak pakai.
Sembako dan Logistik Kemanusiaan yang Dibawa, Di antara barang bantuan yang diangkut adalah, Beras, Mie instan, Telur, Air galon, Gula, Susu, Roti, Aqua karton, Pop Mie, Pakaian layak pakai, Kurma, Sarden, Minuman sachet, Teh kotak

Semua logistik telah disiapkan melalui donasi anggota KNCI serta relawan yang peduli terhadap kondisi warga Sibolga–Tapteng.Berangkat Pukul 22.00 WIB, Doa Bersama dan Komitmen Kemanusiaan, Minggu malam, 9 Desember 2025 pukul 22.00 WIB, rombongan berkumpul di Bulan Ponsel, Kota Medan untuk memulai perjalanan panjang. Pada suasana malam yang hening, para relawan menundukkan kepala dalam doa bersama, memohon perlindungan dan kelancaran perjalanan menuju lokasi bencana.

Misi ini bukan hal yang mudah. Namun semangat solidaritas membuat setiap relawan siap menghadapi risiko apa pun.Menembus Malam 21 Jam Perjalanan Penuh Hambatan dan Tantangan
Menuju Sibolga lewat jalur alternatif Lintas Timur, relawan KNCI harus menghadapi perjalanan super panjang. Di beberapa titik, mereka terjebak kemacetan berjam-jam akibat, Truk roda 12 yang tersangkut di jalur sempit Pakpak Barat, Sebuah mobil terbalik yang menutup hampir seluruh ruas jalan. Kepadatan kendaraan di jalur alternatif yang menjadi satu-satunya rute ke Sibolga. Kondisi ini membuat perjalanan yang normalnya 10–12 jam berubah menjadi 21 jam penuh tantangan, tanpa henti dan tanpa keluhan.

Tiba di Sibolga: Bantuan Pertama Langsung Disalurkan. Setelah perjalanan panjang, rombongan tiba di Kota Pandan, Sibolga, pada Selasa, 10 Desember 2025 pukul 18.00 WIB. Tanpa menunggu waktu lama, satu unit pikap sembako langsung diturunkan dan diserahkan kepada Alan, perwakilan KNCI Sibolga yang sekaligus menjadi korban banjir dan longsor.

Alan menerima bantuan itu dengan mata berkaca-kaca. Usahanya hancur, barang dagangannya habis disapu banjir dan lumpur. Di tengah keterpurukan tersebut, kehadiran KNCI menjadi sinyal bahwa ia dan warga lainnya tidak sendirian.

Mempaketkan Bantuan dan Bergerak Menuju 4 Titik Distribusi. Setelah istirahat singkat di kediaman Alan, para relawan memaketkan seluruh bantuan logistik agar dapat disalurkan secara tepat sasaran. Dalam waktu singkat, paket bantuan siap dibawa ke empat titik terdampak,
Titik 1 Kota Pandan Sibolga, Penyaluran langsung sesaat setelah kedatangan.Titik 2 Kecamatan Pangye/Lopian, Tim bergerak dini hari, pukul 01.45 WIB (11 Desember 2025), menyalurkan 50 paket sembako setelah menerima kabar dari warga setempat. Titik 3 Desa Pisang, Kecamatan Lopian.

Esok pagi, pukul 09.35 WIB, relawan melanjutkan perjalanan ke titik ketiga untuk menyalurkan bantuan ke rumah-rumah warga.Titik 4 Kecamatan Tuka, Tapanuli Tengah

Sebelum berangkat, relawan kembali memaketkan sembako yang tersisa agar distribusi merata. Di titik ini, Ridwan Saragih turun langsung memimpin distribusi di tengah area terdampak yang sulit dijangkau.

Humanisme di Tengah Bencana, Warga Menangis, Relawan Menahan Lelah. Di setiap titik bantuan, pemandangan memilukan tampak nyata, Rumah-rumah terendam lumpur, jembatan putus, alat rumah tangga hanyut, hingga usaha kecil yang tidak lagi dapat beroperasi.
Banyak warga yang tak mampu menahan air mata saat menerima bantuan. Beberapa ibu paruh baya memeluk relawan sambil mengucapkan terima kasih berulang-ulang.
Meski wajah para relawan terlihat letih dan kurang tidur, semangat mereka tidak pernah surut. Mereka percaya bahwa sekecil apa pun bantuan yang diberikan, itu tetap berarti bagi warga yang terdampak bencana.
Ridwan Saragih saat di wawancarai mengatakan,“Setiap langkah kami adalah bentuk tanggung jawab moral kepada sesama.”
Dalam kesempatan itu, Ridwan Saragih menegaskan bahwa kehadiran KNCI bukan sekadar formalitas organisasi. “Ini tentang solidaritas kemanusiaan. Setiap langkah kami, setiap kilometer perjalanan, adalah wujud tanggung jawab moral kepada saudara-saudara kita yang sedang kesusahan,” ujarnya.
“Ia juga berterima kasih kepada seluruh relawan yang meninggalkan keluarga dan pekerjaan demi misi kemanusiaan ini.
KNCI Hadir Sebelum, Saat, dan Setelah Bencana Misi kemanusiaan KNCI Sumatera Utara ke Sibolga–Tapteng ini menjadi bukti nyata bahwa solidaritas bukan hanya kata-kata, tetapi tindakan nyata. Para Relawan datang ketika warga membutuhkan, membawa harapan, dan pulang dengan keyakinan bahwa kepedulian adalah bahasa universal.KNCI Sumut menyatakan komitmennya untuk terus hadir membantu masyarakat sebelum, saat, dan setelah bencana.(AS)














