Muslim Harahap, Ramadan Saatnya Tebar Kebaikan dengan Peduli Sampah!

Oleh : Muslim Harahap, SH.,MH Dosen Fakultas Hukum Universitas Harapan Medan Mahasiswa S-3 Ilmu Hukum UMSU Angaktan VII. 

banner 120x600

Oleh : Muslim Harahap, SH.,MH

“Dari Laut yang Tercemar hingga Solusi Bank Sampah, Inilah Cara Kita Menyelamatkan Lingkungan”

Medan  | Timelinenewsidn.com,-Bulan suci Ramadan selalu identik dengan momen berbagi dan menebar kebaikan. Namun, di balik kesibukan berbuka puasa dan berbagai aktivitas ibadah, ada satu masalah besar yang sering luput dari perhatian: sampah plastik. Kamis (13/3/2025)

Setiap hari, ribuan bungkus makanan dan minuman sekali pakai berakhir di tempat yang tidak semestinya—berserakan di jalan, mengotori sungai, dan akhirnya bermuara ke laut. Masalah ini bukan hanya mengganggu keindahan lingkungan, tetapi juga mengancam ekosistem dan mata pencaharian banyak orang.

Salah satu yang paling terdampak adalah nelayan di Belawan. Muslim Harahap, SH., MH., Dosen Fakultas Hukum Universitas Harapan Medan sekaligus Mahasiswa S-3 Ilmu Hukum UMSU, mengungkapkan hasil wawancaranya dengan nelayan setempat.

“Pak, bagaimana hasil tangkapan ikan sekarang?” tanyanya.

Dengan raut wajah kecewa, sang nelayan menjawab, “Pendapatan kami makin turun. Ikan, kepiting, dan kerang semakin sulit didapat. Banyak dari mereka mati atau terjebak dalam sampah plastik yang terapung-apung di laut. Bahkan, ada ikan yang kami tangkap dalam kondisi kurus, kepalanya lebih besar daripada tubuhnya. Kalau begini terus, laut akan kehilangan penghuninya, dan kami kehilangan mata pencaharian.”

Ketika Sampah Merusak Ekosistem dan Kehidupan. 

Kisah para nelayan Belawan hanyalah satu dari sekian banyak bukti bahwa sampah plastik telah menjadi ancaman nyata. Sungai dan laut yang seharusnya menjadi sumber kehidupan justru berubah menjadi tempat pembuangan limbah yang mengancam kelangsungan hidup berbagai makhluk.

Dalam Islam, menjaga lingkungan adalah kewajiban. Allah telah memperingatkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 205 agar manusia tidak membuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya. Di sisi lain, hukum negara juga menjamin hak setiap warga untuk hidup dalam lingkungan yang bersih dan sehat, sebagaimana tertuang dalam Pasal 28H UUD 1945 serta UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Namun, regulasi saja tidak cukup tanpa kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Bank Sampah: Mengubah Sampah Jadi Berkah. 

Salah satu solusi yang mulai berkembang dan terbukti efektif adalah Bank Sampah. Ini bukan sekadar tempat pembuangan, tetapi juga sistem pengelolaan sampah yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Cara kerjanya mirip dengan bank pada umumnya, tetapi yang ditabung bukan uang, melainkan sampah! Setiap sampah plastik yang dikumpulkan akan ditimbang dan dihargai dalam bentuk uang. Masyarakat yang menjadi “nasabah” bank sampah dapat menukar sampahnya dengan kebutuhan sehari-hari atau bahkan menarik tabungan uang dari hasil sampah yang mereka kumpulkan.

Selain itu, sampah plastik yang terkumpul bisa didaur ulang menjadi produk bernilai ekonomi, seperti tas belanja, dompet, atau hiasan rumah. Program ini telah berjalan di beberapa daerah dan terbukti mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ramadan, Momen untuk Berubah. 

Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memulai kebiasaan baik. Jika selama ini kita peduli terhadap ibadah dan sedekah, mengapa tidak menambahkan satu bentuk kebaikan lagi? Peduli lingkungan adalah bagian dari ibadah!

Mulailah dari hal kecil:

✅ Buang sampah pada tempatnya

✅ Kurangi penggunaan plastik sekali pakai

✅ Dukung program bank sampah di lingkungan sekitar

✅ Edukasi keluarga dan teman tentang pentingnya menjaga lingkungan

Sampah bukan sekadar masalah estetika, tetapi juga menyangkut masa depan bumi dan generasi mendatang. Jika kita terus mengabaikan, bencana lingkungan hanya tinggal menunggu waktu. Namun, jika kita mulai bertindak sekarang, kita bisa menyelamatkan banyak nyawa—termasuk mata pencaharian para nelayan yang bergantung pada laut yang bersih.

Ramadan adalah bulan penuh berkah. Mari kita jadikan bulan ini sebagai momentum untuk berbuat lebih banyak kebaikan, bukan hanya untuk sesama manusia, tetapi juga untuk bumi yang kita tinggali.

“Jangan biarkan Ramadan berlalu tanpa perubahan. Mulai dari sekarang, mari kita peduli sampah!

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *