Foto : seorang preman betinisia DN memalak toko konter HP dan menganiata korban. (Ist/viral/sosial media/CCTV)
Medan Denai | Timelinenewsidn.com-Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan aksi brutal seorang preman berinisial DN yang menganiaya penjaga konter pulsa di kawasan Jalan Tuba, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, Minggu malam, 13 April 2025. Pelaku memukul korban menggunakan balok kayu broti dan melempar kursi plastik ke arah korban. Meskipun korban sempat meminta tolong, aksi kekerasan tersebut tetap dilakukan secara membabi buta.
Menurut informasi yang dihimpun, korban yang diketahui bernama Muhammad Khadifi Caniago (24), kerap mendapatkan perlakuan intimidatif dari pelaku yang diduga merupakan preman setempat. Insiden penganiayaan ini terjadi sekitar pukul 20.30 WIB dan diduga dipicu oleh penolakan Khadifi terhadap permintaan uang secara paksa yang dikenal warga sebagai “up dana”.
“Saya sudah tolak dengan baik-baik, tapi dia langsung marah dan memukul saya. Katanya uang itu buat ‘keamanan’. Saya tidak terima perlakuan seperti ini,” ujar Kadafi saat ditemui di lokasi usahanya pada Selasa pagi (15/4).
Saksi mata di lokasi tersebut yang enggan di sebut namanya, membenarkan adanya aksi pemerasan. “Sudah sering dia minta uang ke toko-toko kecil. Alasannya buat jaga-jaga. Tapi kali ini khadafi yang ditolak malah dipukul,” ungkapnya.
Saksi juga mengungkapkan bahwa pelaku kerap menebar ancaman dan meminta uang kepada para pelaku usaha mikro di sekitarnya. Namun, baru kali ini aksi tersebut berujung pada kekerasan fisik.
Kapolsek Medan Tembung, AKP Dedy Siregar, saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan terkait kasus tersebut. “Kami sudah menerima laporan dari korban dan telah mengantongi identitas terduga pelaku. Proses hukum sedang berjalan. Kami mengimbau warga untuk tidak takut melapor jika mengalami hal serupa,” tegasnya.
Khadifi saat ini menjalani perawatan jalan akibat luka memar di wajah dan lengan. Ia berharap aparat penegak hukum dapat memberikan perlindungan bagi pelaku usaha kecil dari aksi premanisme yang semakin meresahkan.
Peristiwa ini kembali menyoroti lemahnya pengawasan terhadap tindak premanisme di Kota Medan, terutama di kawasan usaha kecil dan menengah yang rawan menjadi target intimidasi oleh oknum tidak bertanggung jawab.(As)