Foto : Polda Bali Selidiki Influencer Rusia “Mr. Terimakasih”, Diduga Tipu 10 Investor Lintas Negara Rugi Puluhan Miliar.(Ist)
DENPASAR | TIME LINE NEWS IDN.com, – Di balik citra positif di media sosial, sosok influencer asing asal Rusia yang dikenal dengan nama Mr. Terimakasih kini menuai sorotan tajam. Ia sebelumnya sempat viral lantaran mengaku menjadi korban pemerasan dan penculikan di Bali. Namun, sejumlah pihak justru menudingnya sebagai aktor yang memutarbalikkan fakta.
Beberapa investor asing yang sudah lama beraktivitas di Bali menilai, ada kejanggalan besar dibalik narasi yang dibangun Sergeii Domogatsky. Mereka mengaku prihatin karena kasus yang ramai di media sosial itu seolah menutup kerugian besar yang dialami sejumlah orang akibat aktivitas bisnis fiktifnya itu.
“Banyak yang kehilangan uang dan aset karena percaya pada sosok yang tampil seolah dermawan dan peduli pada Bali,” ujar salah seorang sumber yang meminta agar dirahasiakan atau tidak disebutkan namanya. Ia menegaskan, sudah banyak laporan dan bukti yang dikumpulkan dan diserahkan ke pihak berwajib.
Sumber lain bahkan menyebut, sebagian besar investor dari Eropa Timur dan Eropa Barat kini menunggu langkah tegas dari aparat penegak hukum Indonesia. “Kami percaya pada keadilan di sini. Yang bersalah harus diproses, tak peduli siapa dia,” tegasnya.
Sementara itu, aparat kepolisian disebut telah menerima sejumlah laporan baru terkait dugaan penipuan lintas negara dengan skema investasi fiktif. Polisi pun diharapkan segera menuntaskan penyelidikan untuk memastikan siapa sebenarnya yang menjadi korban dan pelaku dalam pusaran kasus ini.
Ini terbukti dengan gelombang laporan dari warga negara asing (WNA) dugaan penipuan investasi properti lintas negara yang menyeret nama influencer asal Rusia, Sergey Domogatsky dikenal di media sosial dengan akun @fachwerk_domogatskogo.
Sedikitnya 10 WNA dari Rusia, Ukraina, Belarus, Prancis hingga Uni Emirat Arab resmi melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) sejak Jumat (17/10/2025) hingga Selasa (21/10/2025). Nilai kerugian yang tercatat dalam laporan-laporan itu mencapai lebih dari Rp 31 miliar.
Modusnya seragam, para korban tertarik dengan promosi pembangunan vila mewah di Nusa Penida, Kintamani, hingga Pecatu melalui Instagram milik Domogatsky dan perusahaan-perusahaan yang diklaim miliknya seperti PT Reflection Heavens Penida, PT World Class Projects, PT Best Global Solutions, dan PT Bali Development Group.
Setelah tertarik, korban mencapai 50 orang (banyak belum lapor) diarahkan berkomunikasi dengan sejumlah asisten seperti Agata Chuguevskaya, Marina Arisova, Margarita, hingga Kateryna Ozerianska, yang disebut mengurus kontrak dan pembayaran.
Namun, setelah pembayaran dilakukan sebagian besar dalam bentuk kripto (USDT) atau tunai di Moskow proyek tak pernah dimulai. Parahnya lagi komunikasi dengan para calon pelaku terputus. Laporan pertama diterima pada Jumat (17/10) pukul 18.30 Wita atas nama Nezyhnakovo Victoria Vladimorovna, WN Rusia.
Victoria mengaku tergiur iklan pembangunan vila di Nusa Penida pada Juli 2022. Ia melakukan pembayaran tunai di Moskow sebesar 10,87 juta rubel dan transfer kripto sebanyak 33.252 USDT (sekitar Rp8,46 miliar). Namun, proyek tak kunjung berdiri hingga kini.
“Sergey tidak mau bertemu, hanya berjanji lisan,” tulis Victoria dalam laporannya. Dua hari kemudian, Senin (20/10), laporan lain datang dari Chamsuddin Dudaev, pengusaha asal Prancis dengan bukti laporan STPL/2034/X/2025/SPKT/Polda Bali. Ia menandatangani kontrak pembangunan vila di Nusa Penida senilai USD 105.000 dengan PT Reflection Heavens Penida.
Namun, pada 2024, vila yang dibayarnya malah dijual ke orang lain. “korban diminta percaya karena mereka tampak profesional. Nyatanya villanya dijual tanpa izin,” sebutnya. Masih di hari yang sama, Varapayeva Khrystsina, WN Belarus, melapor karena proyek townhouse yang dijanjikan tak pernah dimulai. Rabu (22/10/2025)
Ia sudah membayar total USD 220.000 (sekitar Rp3,44 miliar) melalui rekening atas nama Kateryna Ozerianska di BCA Ubud. “Setahun lebih tidak ada pembangunan. Refund dijanjikan, tapi tidak pernah terealisasi,” tulisnya dalam laporan resmi. Selanjutnya Anatol Shymakouski, juga asal Belarus, denganaporan bernomor STPL/2046/X/2025/SPKT/Polda Bali, Selasa (21/10) pukul 12.30 WITA.
Dia menjadi korban berikutnya. Ia mengaku mentransfer total USD 129.970 (sekitar Rp 754 juta) untuk membeli vila di Bali, namun proyek tak ada. “korban ini ditipu dengan iming-iming investasi properti di surga dunia,” kilah sumber ini. Masih pada Selasa, Olha Danch, WN Ukraina, melapor karena proyek perumahan yang ia beli di Pantai Balian tak pernah dibangun.
Ia mengirim dua kali pembayaran masing-masing USD 113.800, namun seluruh komunikasi berhenti pada September 2025. Kerugiannya mencapai Rp2,4 miliar. Terlapor disebut sebagai pemilik akun Instagram @fachwerk_domogatskogo.
Korban berikutnya, Klimov Viacheslav, WN Rusia, menyebut dirinya tertipu setelah melihat promosi proyek Sergey bersama artis Larisa Guzeeva di Instagram.
Ia membayar USD 102.000 (Rp1,69 miliar) kepada asisten Marina Arisova dan Margarita. Namun proyek tidak pernah ada.
Kemudian ada Mikhail Vyacheslavovich Vorobev, juga asal Rusia. Ia menandatangani kontrak dengan PT Best Global Solutions untuk vila senilai USD 87.000, sebagian besar dibayar tunai di Moskow. Proyek tak pernah dimulai, dan email resmi yang dikirimnya tidak dijawab. Kerugian mencapai Rp 1,54 miliar.
Nama Artem Borisovich Savateev, WN Rusia, tercatat di laporan berikutnya. Ia berinvestasi dalam proyek villa “Santorini” di Nusa Penida dengan total USD 93.000.
Setahun berlalu, proyek fiktif itu tidak menunjukkan kemajuan apa pun. Total kerugian sekitar Rp1,54 miliar.
Korban lain, Alexey Andreevich Pomortsev, menyebut telah membayar USD 248.000 (sekitar Rp4,1 miliar) untuk pembangunan vila No.16 di Nusa Penida. Namun hingga lebih dari dua tahun, lahan masih kosong. Surat pembatalan yang dikirim 7 September 2025 tak pernah dibalas.
Korban terakhir, Iusupov Shakhzod, juga asal Rusia, melapor pada Selasa sore (21/10) pukul 17.00 Wita. Ia mengaku membeli dua vila, masing-masing di kompleks Kintamani dan Santorini, dengan total nilai USD 367.000 (sekitar Rp6,16 miliar).
Dua tahun berlalu, tak ada bangunan berdiri. Setiap kali ditanya, mereka hanya janji proyek akan dimulai. Tidak pernah terjadi. “Semua laporan sudah diterima dan tengah kami telusuri, termasuk aliran dana, akun media sosial, dan perusahaan-perusahaan yang disebutkan dalam kontrak,” ujar sumber inj kepada Radar Bali, Selasa malam (21/10).
Lebih lanjut dikatakan, pola penipuan dilakukan dengan modus digital terstruktur, memanfaatkan reputasi influencer dan penggunaan kripto lintas negara untuk menyulitkan pelacakan dana.
Jika terbukti, kasus Sergey Domogatsky dan jaringannya gempar.
“Ya, akan menjadi sorotan dunia karena Mr. Terimakasih dan jaringan menjadi penipuan lintas negara terbesar yang pernah ditangani Polda Bali,” tutup sumber ini. Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy, S.I.K., membenarkan.
Kepolisian Daerah Bali memastikan seluruh laporan masyarakat yang berkaitan dengan sosok kontroversial di media sosial “Mr. Terimakasih” akan diproses secara profesional. Hal itu ditegaskan langsung oleh Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, S.I.K.
“Semua laporan polisi (LP) kita terima dan akan ditindaklanjuti melalui proses penyelidikan (lidik),” papar Kombes Pol Ariasandy,. Menurutnya, dua direktorat utama di Polda Bali, yaitu Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) dan Direktorat Reserse Siber (Diressiber), akan menangani laporan-laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan “Mr. Terimakasih”.
Polda Bali minta masyarakat tetap tenang dan menyerahkan prosesnya kepada aparat penegak hukum. Ariasandy juga menghimbau masyarakat agar tidak terpancing opini liar di media sosial dan tetap menggunakan jalur resmi untuk melapor jika merasa dirugikan.“ Terkait laporan-laporan itu, kami akan proses sesuai ketentuan,” pungkas Jubir Polda Bali. (NH/TIM)














