Foto : Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu (30/7/2025) Polda Riau Tindak Tambang Ilegal Jelang Festival Pacu Jalur Internasional 2025.(Timelinenewsidn/Ist)
Pekanbaru | TimelineNewsIDN.com,–Kepolisian Daerah (Polda) Riau menegaskan komitmennya untuk menertibkan aktivitas pertambangan ilegal di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) menjelang pelaksanaan Festival Pacu Jalur Internasional 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 20–24 Agustus mendatang.
Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu (30/7/2025), menyatakan bahwa ajang budaya tahunan ini bakal menjadi sorotan dunia karena direncanakan akan dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI serta komunitas internasional dan para YouTuber global dengan jutaan pengikut.
“Jika mereka memposting event ini, maka dunia akan melihat Kuansing. Karena itu, area pacu jalur harus bersih dan steril. Isu utama di dunia internasional adalah lingkungan hidup, jadi itu menjadi perhatian utama kita bersama,” tegas Irjen Herry.
Penataan Berkelanjutan, Bukan Sekadar Seremonial
Kapolda menekankan bahwa penataan kawasan arena pacu jalur bukanlah tindakan sesaat atau temporer semata, melainkan bagian dari agenda besar dalam menata ulang kawasan secara legal dan berkelanjutan.
Menurutnya, aktivitas penambangan yang berada di kawasan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) harus tunduk pada ketentuan hukum dan tidak merusak lingkungan. Aparat kepolisian tidak melarang masyarakat menggantungkan hidup dari alam, namun semua harus berjalan sesuai aturan.
“Penertiban ini bukan untuk menghentikan aktivitas rakyat, tapi memastikan semuanya berjalan sesuai aturan. Kami ingin keberlanjutan lingkungan terjaga, namun ekonomi masyarakat tetap hidup,” ujarnya.
Operasi Petik Mandiri Digelar
Sebagai langkah konkret, Polda Riau resmi menggelar Operasi Petik Mandiri Kewilayahan mulai Rabu (30/7/2025), yang melibatkan Wakapolda Riau dan jajaran pejabat utama, serta berkolaborasi aktif dengan pemerintah daerah setempat.
Tujuan utama operasi ini adalah:
1. Menjamin keamanan dan kelancaran pelaksanaan Festival Pacu Jalur;
2. Menjaga kebersihan dan kejernihan aliran sungai tempat pelaksanaan pacu jalur;
3. Melakukan penegakan hukum terhadap aktivitas pertambangan ilegal, baik yang berada dalam maupun di luar kawasan WPR.
“Kami akan melakukan penegakan hukum secara adil dan transparan. Tidak ada kompromi terhadap tambang ilegal yang merusak lingkungan,” tegas Kapolda.
Sinergi Lintas Wilayah
Pendekatan yang dilakukan Polda Riau bersifat kolaboratif. Selain menggandeng Pemprov Riau dan Pemkab Kuansing, sinergi juga dilakukan dengan pemerintah daerah tetangga seperti Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Dharmasraya, mengingat konektivitas aliran sungai yang melintasi wilayah-wilayah tersebut.
“Festival Pacu Jalur, selain menjadi warisan budaya tak benda, kini juga menjadi momen penting untuk menunjukkan wajah baru Kuansing. Ini bukan sekadar event budaya, tapi simbol transformasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang harus dirasakan masyarakat,” pungkas Irjen Herry.(Sumali)